A Gift to Myself by Maureen


Hello… Namaku Maureen and I’m turning 23 this february 🙂 maaf karena aku masih amatir.

Aku mau cerita tentang perjalanan pertamaku ke Seoul, Korea Selatan. Bagiku ini bukan cuma sekedar trip biasa ke negeri orang. Buatku Seoul sendiri adalah salah satu kota impian ku sepanjang aku hidup sampai saat ini dan akhirnya aku berhasil coret salah satu dari list hal-hal yang ingin aku lakukan.

Secara tidak sengaja, entah bagaimana caranya akupun sudah gak ingat lagi, aku ketemu instagram-nya Bwamtrip. Salah satu hal yang bikin aku makin suka dan merasa cocok dengan Bwamtrip karena aku bisa atur itinerary sendiriiiii yeayyy… Impianku memang ingin bergerak bebas tanpa harus diatur sama tour leader dan jadwal mereka haha..

Setelah berbulan-bulan aku follow Bwamtrip, masih juga aku belum memutuskan untuk mendaftar. Sampai pada akhirnya dijalan pulang dari kantor, aku memutuskan untuk join Winter Trip 2018. Awalnya aku cuma mau ikut trip yang 5 hari, tapi berkat kebaikan kakak Bwamgosh selaku founder Bwamtrip dan jalan nasib yang akhirnya membuatku bisa extend jadi 7 hari. Banyak banget kejutan-kejutan yang aku alami tapi hal inilah yang bikin semuanya makin gak bisa dilupain.

Fyi, ini juga pengalaman pertama aku sebagai solo traveler, jauh dari rumah dan jauh dari keluarga hahahaha…

Well, aku memang sendiri waktu daftar tapi ketemu sama semua kakak-kakak yang ikutan trip kali ini juga jadi salah satu hal yang aku syukuri. Somehow we just clicked. Mungkin rasanya juga gak akan se-perfect ini kalo gak ketemu sama mereka.

Okay, cerita pengalamanku ini akan aku bagi sesuai hitungan hari selama aku disana..

Hari pertama, 10 Februari 2018

Setelah semalaman duduk lama di pesawat, sampailah di Incheon International Airport. Aku norak, segala sesuatu disana membuatku super excited. Bahkan cuma sekedar tourist information book dalam berbagai bahasa buat aku itu jadi benda menarik yang aku yakini harus disimpan. Setiap sudut yang aku lalui selalu aku foto, salah satu motto yang aku dan kak anna (beliau salah satu solo traveler juga di trip kali ini) yakini bahwa “kita tourist sekarang, jadi kita harus norak”.

Sepanjang perjalanan ke guesthouse terasa sangat asing tapi juga terasa akrab dan menyenangkan. Entah apa yang bikin aku merasa akrab sama suasananya, mungkin karena aku terlalu banyak menikmati k-drama dan k-pop hahahhaa 😀

Sampai di Hongdae Guesthouse, kami cuma numpang titip bagasi setelah itu langsung pergi ke tujuan masing-masing. Aku dan beberapa kakak-kakak yang lain, diantaranya ada Kak Anna, Kak Nika, Kak Dwi, Kak Meta dan Kak Ririn memutuskan untuk pergi bersama karena kita masih merasa belum pede kalau harus pergi sendiri. Destinasi pertama, Gyeongbokgung. Bermodal hasil print tourist guide yang aku pegang dan aplikasi subway yang udah kita install dari Indonesia, kita pergi ke tujuan pertama kita.

Keluar Gyeongbokgung station, kita langsung disambut sama suara gemuruh karena ternyata tepat lagi ada pergantian royal guard. Woww tepat sekali…

Hari itu kita gak memutuskan masuk ke Gyeongbokgung, kita justru keluar dan nyebrang ke Gwanghwamun plaza letak patung Admiral Yi Sun Sin dan King Sejong. Saat itu Kak Anna dan Kak Ririn masih berusaha cari tempat untuk bisa sewa hanbok. Kita akhirnya jalan terus dan ketemu Starbucks. Saat itu Kak Nika memang mau beli Starbucks tumblr jadi sambil nunggu, lagi-lagi kita foto-foto. Aku, Kak Anna dan Kak Ririn jalan ke persimpangan gak jauh dari situ untuk sekedar foto, setelah selesai kita liat yang lain lagi ngobrol sama dua orang perempuan yang masih muda ternyata mereka berusaha nanya dimana bisa nyewa hanbok. Ajaibnya, ternyata dua orang perempuan ini bilang kalo mereka volunteer dan mereka mau ngajak kita ke tempat mereka untuk ikutan traditional ceremony dan menggunakan hanbok. Gak mikir terlalu panjang, kita ikutan aja. Pada akhirnya sampailah kita di Seongsu-dong.

Ditempat itu udah banyak foreigner lain. Sejujurnya aku juga bingung apa yang sebenarnya kita lakukan, aku bahkan gak tau ritual apa itu. Sayangnya gak ada satupun dari kita yang mengabadikannya lewat foto. It’s weird, but yeah this is travelling. Hal-hal yang tak terduga kayak ginilah yang bikin semuanya makin berkesan.

Salah satu dari dua orang yang ngajak kita ini namanya Lee So Yeong dan akhirnya kita berdua jadi teman di Facebook serta chatting via Facebook juga. Lumayan tambah teman baru lagi 😀

Setelah dari sana, kita memutuskan untuk pergi ke Myeongdong. Myeongdong adalah lokasi yang terkenal dengan sebutan surga belanja. Kalau memang suka fashion items atau kosmetik, Myeongdong ini tempat yang sangat tepat untuk menghabiskan isi dompet kamu dan membutakan hati kamu sehingga pada akhirnya kamu pulang dan mendapati tanganmu penuh dengan plastik belanjaan. Untungnya, aku bukan tipe itu…salah satu hal yang aku syukuri juga. Tujuanku ke Myeongdong karena titipan teman-temanku dan karena aku mau ketemu giant brown di Line Store.

Tips, kalau mau ke Myeongdong. Yakinkan, list dan pelajari dulu apa yang ingin dibeli and stick to that list. Karena kalau enggak, akhirnya uang serasa dirampok apalagi jika kamu adalah salah satu tipe yang aku sebutkan sebelumnya.

Oh ya, sejak hari pertamaku di Seoul aku semakin sering bersyukur karena hal-hal kecil. Misalnya, saat masuk ke dalam kereta aku bersyukur, karena satu hal… disana hangat 😀

Hari kedua, 11 Februari 2018

Pagi itu kita masih memutuskan untuk pergi bareng ke Ewha Womans University. Bangunannya emang kece banget. Disana banyak turis yang emang lagi foto-foto.

Selesai dari Ewha Womans University kita memutuskan lanjut nganter kak Anna dan kak Ririn ke salah satu tempat penyewaan hanbok, namanya Hanbok Girls gak jauh dari exit 3-1 Gyeongbokgung station. Karena aku memang tidak punya niatan untuk ikut nyewa hanbok, aku memutuskan untuk jalan-jalan disekitar situ sendiri dan berakhir menemukan tempat makan yang cukup oke. Menunya sederhana cuma ada macam-macam ramen dan kimbab.

Selesai makan aku memutuskan untuk lanjut ke National Palace Museum of Korea yang lokasinya ada dikawasan Gyeongbokgung. Salah satu hal yang membuatku makin takjub karena kebanyakan museum di Seoul ini gratis, fasilitasnya lengkap dan koleksinya juga benar-benar rapih terawat serta sangat interaktif. Saat pertama kali masuk ke museum ini ada loker yang disediakan dan bisa digunakan secara gratis juga. Di meja informasi paling depan ada selembar kertas yang bisa diambil untuk bisa ngumpulin stampel yang ada di beberapa sudut ruangan museum. Total ada 12 gambar dari stampel yang berbeda.

Selesai keliling di National Palace Museum of Korea aku nyeberang lagi untuk ke Gwanghwamun plaza dan turun ke bawah patung King Sejong untuk masuk ke Sejong Center. Dibawah sini terdiri dari dua bagian besar, tepat dibawah patung King Sejong ada The Story of King Sejong dan tepat dibawah patung Admiral Yi Sun Sin, ada The Story of Admiral Yi Sun Sin. Lagi-lagi aku dibuat takjub sama koleksi dan penataannya. Bahkan mereka punya teater yang khusus menampilkan film animasi pendek tentang perjuangan Admiral Yi Sun Sin, hebatnya lagi film ini 3D/4D, untuk bisa nonton ada jadwal yang bisa dilihat di depan ruang audiovisualnya. Waktu aku lewat situ pas sekali filmnya baru mau mulai jadi aku bisa masuk dan bisa nonton agar makin paham mengenai sosok yang sangat dikagumi oleh warga Korea Selatan ini.

Aku masih ada waktu untuk bisa nikmatin segelas coklat panas dari cafe yang ada didalam Sejong Center ini sebelum aku memutuskan untuk keluar dan mampir ke toko merchandise Pyeongchang winter olympic yang ada di Gwanghwamun Plaza.

Akhinya puas main di Gwanghawamun Plaza, walau sebenarnya di hari-hari setelahnya aku akan mampir lagi.

Hari itu masih sore, aku akhirnya mengambil keputusan bahwa aku harus ke Seoul Museum of Art. This is the true definition of Art Museum. Kalau kamu suka modern art atau contemporary art ini tempat yang sangat cocok untuk didatangi. Koleksinya banyak dan sangat beragam, gak cuma visual art tapi disana juga ada art performance yang bisa kita lihat di beberapa waktu tertentu. Oh ya, gak kayak salah satu museum modern and contemporary art di Jakarta, di museum ini gak cuma dipenuhi oleh anak-anak gaul masa kini yang berburu foto untuk dipajang di instagram mereka.

Ternyata hari masih panjang, kembali ke City Hall Station untuk melanjutkan perjalanan ke Namdaemun Market, another Shopping Paradise. Berbeda dari Myeongdong yang kelihatan sangat modern, Namdaemun ini sangat terasa pasar tradisional. Tapi jangan kaget karena disinilah banyak harta karun terpendam. barang -barang atau makanan disini lebih murah dari yang ada di Myeongdong. Aku sendiri disini akhirnya beli makan malam yang cuma berupa sate pork belly dan dua buah dumpling. Tapi serius, rasanya super enak. Karena kebaikan suami istri yang punya warung juga, aku dikasih coba tteokpoki-nya.

Dengan perut kenyang dan kembali ke guesthouse aku mengakhiri perjalanan hari kedua ini..

Hari ketiga, 12 Februari 2018

Hari ini dimulai sangat pagi. Berbekal ajakan dari kakak Bwamgosh yang akan mengantarkan aku dan beberapa wanita lain untuk bertemu pujaan hati para penggemar k-drama yaitu Mr. Min Ho Lee kita memulai hari dengan perjalanan menuju Suseo Station.

Maksud dan tujuan pagi ini adalah bertemu Lee Min Ho ditempat kerjanya dengan cara nunggu di depan kantornya sampai dia datang. Ide ini bukan hal yang terdengar normal kalau untuk mereka yang bukan fans k-drama. Di suhu -9 derajat celcius, kita para penggemarnya rela nunggu di luar. Lee Min Ho sendiri memang sedang menjalani masa wajib militernya, jadi dia akan datang secara rutin untuk bekerja di salah satu institusi bernama Save The Children. Jadi kalau kalian mau lihat Lee Min Ho secara langsung bisa dicoba cara ini. Perlu diingat bahwa Lee Min Ho masuk kerja jam 9 pagi hahaha…

Setelah sekelebat lihat sosok pujaan hati banyak wanita, kita lanjut perjalanan ke Apgujeong Rodeo K-Star Road, disepanjang jalan ada Gangnam doll yang mewakili beberapa group k-pop. Tujuan lainnya karena didaerah ini juga berdiri kantor agency para K-Pop Star yaitu JYP, Around Us, FNC Entertaiment dan SM Entertaiment.

Gak banyak memang yang bisa dilakukan disini kecuali foto-foto didepan gedung-gedung ini jadi kita lanjut saja ke SM Coex Artium. Ini jadi salah satu top-list tempat yang memang aku ingin kunjungi. I’m a fan of Shinee since SMP dan kejadian akhir tahun lalu yang melibatkan salah satu member shinee, Kim Jonghyun memang membuatku jadi sangat sedih. SM membuat Jonghyun’s memorial space, kalau aku tak salah ini hanya akan ada sampai April mendatang. And yup, aku menulis sebuah pesan pendek seperti para fans lain yang datang dan mencari tempat untuk menempelkannya. Ini cukup sulit karena seluruh dinding sudah tertutup pesan yang ditulis di sticky notes.

Selanjutnya, bersama dengan yang lain aku membawa mereka ke Namdaemun. Seperti yang sudah kuduga, mereka menghabiskan waktu untuk belanja oleh-oleh. Hari ini memang terasa sangat dingin, jadi kita akhirnya menyudahi acara belanja oleh-oleh dan memutuskan untuk kembali ke Myeongdong. Dengan tekad menyelesaikan semua titipan yang diamanahkan, aku kembali menyusuri jalanan Myeongdong yang sangat dingin malam itu ditambah tidak terlalu banyak orang seperti di hari sebelumnya. Tapi malam itu juga, hujan salju pertama untukku akhirnya turun. Gak heran dari pagi memang sangat dingin.

Hari keempat, 13 Februari 2018

Aku bangun cukup siang, gak keburu-buru seperti hari sebelumnya, aku baru keluar guesthouse di jam 10 pagi untuk sarapan merangkap makan siang. Makan kali ini aku pilih salah satu tempat makan yang ada di belakang gedung guesthouse. Karena selama 3 malam disana aku selalu memperhatikan restoran yang terlihat dari jendela kamar. Restoran ini oke juga harganya gak terlalu mahal, porsinya besar dan rasanya jelas enak. Aku pesan nasi dan stir-fried pork belly. Seperti restoran lainnya disana, mereja juga kasih akses unlimited kimchi dan air mineral.

Tujuan ku hari itu ke Garosugil dan bertemu dengan yang lainnya di Namsan Tower. Garosugil ini lokasi yang wajib dikunjungi kalau kalian adalah pecinta cafe-cafe unik. Sepanjang jalan, mataku dimanjakan sama betapa cantik dan unik toko-toko dan cafe yang buka disini. Di seberang Line Store ada mobil Brown and Cony yang lagi parkir, imut banget. Aku masuk ke Line Store dan langsung menuju ke lantai atas untuk foto-foto sebentar dan melesat ke Line Cafe. Pilihanku di Line Cafe waktu itu ice cream cup. Anehnya meski diluar cuaca emang dingin banget, tapi makan ice cream justru enak-enak aja. Aku sih suka banget sama ice cream-nya, rasanya emang enak banget. Jadi aku menarik kesimpulan bahwa makanan di Line Cafe ini memang gak cuma menang bentuk.

Waktu di Garosugil ini juga, aku menemukan hidden paradise (agak berlebihan memang) sebenarnya cuma toko mainan, tapi mereka jual merchandise we bare bear dan adventure time!

Sore itu akhirnya aku bertemu yang lain di halte bus tayo di Myeongdong. Kita bersama nunggu bus ke Namsan Tower. Pertama lihat Namsan Tower, lagi-lagi bahagia tak terbendung padahal baru lihat dari jauh.

Puas foto di tumpukan gembok warna warni aku akhirnya beli tiket untuk bisa naik ke observatory dan terusan untuk masuk ke Hello Kitty Island serta Ssentory Museum.

Well, Hello Kitty absolutely not my thing tapi rasa penasaran ini mengalahkan segalanya. Semua disana imut, rasanya mau aku gigit satu-satu.

Ssentory museum adalah tempat ku sesungguhnya hahaha… Awal masuk aku seperti lagi masuk ke lubang kelinci di Alice in Wonderland setelah itu langsung disambut sama aliens di Toy story, Mike Wazowski dan Sullivan, Po si kungfu panda dan para minions. Masih banyak lagi yang sulit aku sebut satu-satu. Ruangan selanjutnya adalah koleksi marvel heroes. Mulai dari Iron Man suits, figure Captain America, Hulk, Thor, Spiderman sampai diorama para heroes ini beraksi. Super kece sih…

Gak kerasa udah mulai gelap aku buru-buru ngantri untuk naik lift ke observatory. Untuk naik lift ini, antrian cukup panjang. Tapi gak perlu khawatir bosen karena memang nunggunya gak lama terus didalam antrian ada semacam photobooth dengan latar cg, tiap orang yang antri bisa foto tapi kalo mau dicetak ya harus bayar.

Waktunya masuk ke lift, di dalam lift ada petugas yang nyuruh kita untuk lihat ke langit-langit lift ternyata disana ada monitor yang nampilin video seakan akan kita sedang menembus angkasa. Video ini sempat aku rekam, dan pejelasan dari petugasnya memang untuk sampai ke obeservatory itu cuma butuh waktu 20 detik dengan lift express ini. Hebatnya teknologi…

Gak banyak yang bisa dilihat di observatory Namsan Tower, tapi disana ada cafe yang tempat duduknya mengarah ke jendela-jendela besar dan bisa lihat pemandangan seoul dari ketinggian. Bagus banget memang…

Aku gak banyak menghabiskan waktu diatas, karena memang gak banyak yang bisa dilakukan. Karena juga sudah mulai malam, aku kembali ke Hongdae. Gak langsung masuk ke guesthouse, tadinya aku berencana untuk cari makanan di Hongdae. Tapi ternyata restoran disana sangat ramai akhirnya ya jalan-jalan aja menikmati suasana malam di Hongdae yang sepanjang jalan diisi sama para musisi dan street performers. Satu hal yang pasti, mereka memang berbakat. Aku sempet rekam salah satu street performance dua orang yang nyanyi lagunya Justin Bieber, love yourself dengan diiringi gitar. Salute.

Hari kelima, 14 Februari 2018

It’s valentine day. Kita berama-ramai pergi ke Nami Island dan Petite France. Perjalanan ke Nami Island diawali dengan naik subway ke Gapyeong station. Dari Gapyeong station bisa naik taxi untuk sampai ke lokasi tempat beli tiket masuk dan kapal untuk nyeberang. Nami Island ini memang cantik banget. Salah satu drama korea melegenda yang sangat terkenal yaitu Winter Sonata jadi salah satu hal yang dibanggakan tempat ini. Walau sebenarnya tempat ini memang ramai, tapi vibe-nya tenang dan healing banget.

Banyak lokasi menarik yang sempat aku kunjungi disana. Nami Concours 2017 Winning Works Exhibition dan Folk Painting Exhibition. Didekat jajaran restoran ada lokasi unik yaitu Picture Book Library. Tempat ini memang dibuat untuk anak-anak.

Aku juga sempat masuk ke Unicef Hall, disana kita bisa menyumbangkan sedikit apa yang kita miliki untuk anak-anak yang membutuhkan lewat Unicef. Salah satu hal yang menarik yaitu kita bisa membeli boneka bernama Awoo dengan memberikan minimal 10.000 won. Boneka tersebut bisa kita design sesuai keinginan kita. Disana disimpan beberapa Awoo doll yang dibuat oleh beberapa public figure di Korea Selatan, seperti Aktor Wonbin dan mantan atlet ice skating Kim Yuna.

Selain itu ada pula The Song Museum, koleksi museum ini adalah perjalanan musik dari mulai musik tradisional sampai pada genre musik modern saat ini.

Untuk sampai ke Petite France dari Nami Island, kita harus menggunakan taxi. Jaraknya cukup jauh. Tapi percayalah bahwa sepanjang perjalanan, kita gak akan bosan karena suasana pedesaan yang tenang akan sangat terasa. Petite France adalah desa buatan yang mempunyai tema The Little Prince. Sebenarnya banyak atraksi yang bisa dilihat, sayangnya saat aku sampai hari sudah cukup sore. Didepan Petite France, banyak penjual buah buahan segar tak ada salahnya kita membeli beberapa buah disana, pasti gak akan menyesal.

Hari keenam, 15 Februari 2017

Kali ini aku mengunjungi Ihwa Mural Vilage. Perjalanan kesana memang cukup sulit, sebelum sampai ke sana, aku melewati Arko Art Center. Ini adalah bangunan unik tempat banyak pertunjukan seni digelar. Sepanjang jalanpun banyak sekali karya seni yang bisa dilihat.

Ihwa Mural Village ini jadi salah satu tempat favoritku. Disana banyak cafe unik dan toko-toko kecil yang menjual handicrafts.

Butuh banyak tenaga kalau memang berniat untuk mengunjungi tempat ini. Kita akan menemui banyak sekali anak tangga, tapi jangan menyerah karena diatas kita akan sampai di Naksan Park. di Naksan Park ini, aku dibuat takjub sama pemandangan yang bisa dilihat dari sana. Selain pemandangan kota Seoul yang menakjubkan dari atas ada pula Ancient City Walls yang jadi hal sangat menarik untuk dilihat.

Perjuangan untuk sampai ke Naksan Park memang gak mudah, tapi yakinlah bahwa apa yang akan di lihat disana akan menebus perjuangan panjang dan melelahkan tadi.

Hari itu juga aku pergi ke Insadong. Insadong adalah daerah yang sangat unik, dimana kehidupan modern dan tradisional bercampur. Keluar Anguk station, aku langsung tertarik untuk masuk ke Unhyeongung Palace. Dan disinilah aku meyakini bahwa aku meninggalkan charger hp-ku yang akhirnya kunyatakan hilang hingga akhirnya harus beli baru di emart.

Satu tempat yang wajib dikunjungi adalah Ssamjigil. Tempat ini menyediakan banyak hal unik. Jadi pusat kerajinan tangan dan banyak sekali workshop yang bisa kita ikuti.

Gak lengkap kalau hari itu gak mengunjungi museum lagi. Jadi walau hari sudah sore, gak menyurutkan niat ku untuk datang ke National Museum of Korea. Museum nasional ini benar benar bagus, bingung kata apalagi yang bisa digunakan untuk mengungkapkan kekagumanku akan museum ini. dari  luar aja, museum ini udah sukses bikin aku teriak teriak kecil dan gak bisa nutup mulut karena aku benar-benar terkesima sama kemegahannya. Koleksi, fasilitas, keamanan dan kenyamanan museum ini bikin aku bisa lama-lama didalam.

Sayangnya waktu sudah mepet karena memang aku datang sudah cukup sore. Jadi dengan berat hati mengakhiri perjalanan di museum nasional dan melanjutkan ke Dongdaemun Design Plaza untuk lihat keindahan LED light garden serta keunikan bangunan DDP ini.

Hari ketujuh, 16 Februari 2018

Gejala post travel depression sudah mulai terasa karena itu aku merencanakan kegiatan yang cukup padat hari ini. Memulai hari lebih pagi, aku memulai perjalanan untuk mengunjungi Kang Full Cartoon Alley. Rekomendasi lokasi ini aku dapat dari tourist guide book yang sebelumnya aku print. Review yang aku lihat setelah browsing juga memang menarik, jadi lokasi ini pasti masuk ke top-list tempat yang harus dikunjungi. Tidak seperti Ihwa Mural Village yang lokasi muralnya berdekatan dan beberapa mural di Kang Full Cartoon Aley ini lokasinya lebih terpencar. Didekat situ ada SongNae Market, sayangnya karena hari itu adalah hari libur nasional (Seollal) sehingga pasar ini tutup.

Lokasi selanjutnya yang aku incar yaitu Bukcheon Hanok Village, tapi sebelum kesana aku memutuskan untuk pergi ke Cheonggyecheon stream didekat Gwanghwamun Plaza.

Karena aku pikir waktu masih cukup panjang setelah melihat Cheonggyecheon stream aku memilih jalan kaki untuk sampai ke Bukcheon Hanok Village, berharap diperjalanan aku juga bisa mampir untuk makan siang. Melewati Gwanghwamun Plaza, aku bertemu dengan kak Rani salah satu solo traveller juga. Info darinya bahwa disana ada photobooth gratis dengan tulisan I Seoul U yang bisa kita kunjungi dan bisa mendapatkan cenderamata berupa pin secara gratis kalau kita upload fotonya di media sosial kita (scroll up to see my first photo).

Karena hari itu national holliday Gyeongbokgung Palace membebaskan biaya tiket masuknya. Susananya ramai banget, banyak yang jual makanan juga. Benar-benar berbeda dari hari sebelumnya waktu aku kesana.

Jarak dari Gwanghwamun Plaza ke Bukcheon Hanok Village memang gak dekat. Tapi kenapa gak jalan kaki kalau memang suasana dan fasililtas pejalan kakinya memang sangat nyaman disini. Gak kerasa, udah waktunya makan siang, di jalan ada subway sandwich yang biasanya jadi salah satu product placement yang sering muncul di drama korea. Jadi aku makan siang disana dan sebentar mengistirahatkan kaki.

Perjalanan lanjut, sampai di Bukcheon Hanok Village. Banyak banget yang keliling pakai Hanbok, bikin suasannya memang jadi makin unik.

Jam 2 siang aku kembali ke guesthouse karena memang dimalam sebelumnya kak Bwamgosh ngumumin kalau owner guesthouse kita ngundang kita semua untuk tteokpoki party jam 3 siang.

Well, senangnya bisa makan bersama dan berbagi pengalaman.

Sore itu, selesai makan makan tteokpoki, kami pergi bersama ke Hangang park. Angin disana benar-benar bikin pusing. Dingin banget.

Hari Terakhir, 17 Februari 2018

Lelah setelah semalaman packing koper, aku bangun cukup siang hahaha…

Selesai sarapan aku dan Kak Anna pergi ke seberang untuk ke Daiso berencana beli luggage cover untuk kopernya Kak Anna. Ternyata sampai disana, aku juga tergiur untuk beli passport case dengan harga super murah, cuma 1000 won.

Tepat di depan Daiso ada cafe Mangosix, kita sempat mampir karena menurut keterangan Kak Anna cafe ini udah sering jadi lokasi syuting drama korea yang dia tonton.

Sedihnya waktu terasa berjalan sangat cepat, kita udah harus mulai perjalanan ke Incheon untuk naik penerbangan balik ke kehidupan nyata.

Bye Seoul, bye South Korea, hope to see you soon.

Sebelum berangkat aku memang cukup skeptis mengenai apakah aku akan merasa ingin kembali mengunjungi Korea Selatan untuk kedua kalinya. Tapi setelah kembali ke Jakarta, aku yakin bahwa aku ingin kembali lagi kesana suatu saat nanti.

Perjalanan ini penuh arti buatku. Aku menganggap perjalanan ini adalah hadiah ulang tahun yang aku siapkan untuk diriku sendiri. Pelajaran yang aku dapat dari trip ini juga luar biasa banyak, aku jadi lebih yakin pada diri sendiri. Jadi anak bungsu dengan perbedaan usia yang sangat jauh dari kedua kakakku, membuat aku jadi orang yang cenderung terima apa aja yang sudah disiapin. Tapi berkat perjalanan ini juga aku belajar bahwa aku bisa menentukan pilihanku sendiri, bahwa aku sudah dewasa. Welcome 23!! I’m ready.

Gosh

I am a language trainer based in Jakarta, Indonesia. I love traveling, like a lot. I enjoy walking around, language immersion in different places, have a cup of coffee at some unfamiliar coffee shop, embrace the history or art in many different museums. I love coming across people and blending with new culture. I like having conversations with new people, blogging the stories and inspire people.

6 Comments

  • shashachikita
    March 9, 2018 at 5:13 PM

    wow this is really good! You can meet Lee Minho too. Bahkan bisa main ke JYP pas hari nya Chansung. Lihat ini jadi ingin pergi ke korea lagi dan berkunjung ke tempat-tempat yg di foto. Apa lagi dengan desa yang ada gambar-gambar nya itu. Pengen banget kesana, tp karena dulu ikut trip yg ada orang tuanya, gak main ke tempat kaya gitu. Dan so lucky bisa liat pergantian guard di Gyeongbokgung station gitu.

  • Anna
    March 9, 2018 at 7:26 PM

    Wuhuuuuuuuu~
    Gak sabar pengen next destination sama maureen

  • Cindy Novitan
    March 9, 2018 at 7:46 PM

    untung kamu bisa pulang mau ga di deportasi HAHAHA.
    well congrats for achieving one of your dreams!

  • santafelicia
    March 10, 2018 at 9:13 AM

    jadi pengen ke seoul gara gara maureen 😂 my next bucketlist: Seoul

  • andriani
    March 10, 2018 at 6:09 PM

    Waaa baca cerita mauren jadi pengen ke korea lagii!! Dan jadi pengen coba jadi solo traveler ke korea, soalnya dulu pas ke korea perginya sama keluarga dan pakai tour jadinya enggak bebass

  • Garis Rayya Rabbani
    March 16, 2018 at 8:48 PM

    Wow!!!Hebat perjalanan yg luar biasa….Dari sesuatu impian. Menjadi sebuah kenyataan
    Dari cerita ini kita bisa hambil kesimpulan yaitu dari keinginan kita yg impi impi kan menjadi sesuatu yg menjadi kenyataan …..Dari yg mungkin menjadi mungkin…

Comments are closed here.

Advertisement




trazy.com

Get On Your Language

Klook.com