Trip Drama Si Pencinta K-Drama Di Korea by Ambar
Korea adalah day dream destination buat saya yang merupakan pecinta Korean Drama sejak masih belia. Berkat doktrin dari drama yang saya konsumsi selama bertahun-tahun jugalah, cherry blossom menjadi musim impian yang pengen banget saya saksikan langsung.
Masalahnya, cherry blossom ini hanya berlangsung sekali setahun dan berakhir begitu saja setelah seminggu. Maka jadilah cherry blossom menjadi peak season. Semua promo penerbangan black out di tanggal ini. Kalau nekat beli tiket yang bukan promo, harganya bikin sakit jiwa. Bahkan tiket low budget airlines semacam Air Asia yang pake pegel dan pake lama (transit 6 jam di Malaysia) mematok harga 6 jutaan. Jangan tanya harga maskapai dengan tingkat keyamanan maksmimal semacam Garuda dan temang-temannya, sekitar 10 jutaan. *bunuh aja gimana?
Akibatnya Korea teronggok di dasar bucket list saya selama bertahun-tahun, sampai tiba-tiba datanglah penawaran trip bareng BWAMTRIP. Trip ini kebetulan sudah menerbangkan sahabat saya duluan Autumn tahun sebelumnya dengan paket yang ternyata ‘gue banget’ baca : free day mode, dapet penginapan yang boleh pindah kota, lagi promo free pengurusan Visa, lagi promo juga free admisiion fee Everland, naik pesawatnya five star airlines pula yang setelah saya cek kok harga trip sama harga tiket pesawatnya kurang lebih sama. Jangan tanya saya BWAMTRIP dapat untung darimana mematok harga segila ini. Yang lebih gila lagi Trip yang udah murah meriah ini BISA DICICIL.
Traveling dengan BWAMTRIP ternyata ga cuma ekonomis tapi juga emang beneran saya banget. Saya bebas melalang buana sesuka hati tapi berasa aman, karena tidak ada satu sudutpun dari Seoul yang tidak diketahui oleh trip leader-nya, feel safe aja gitu jadinya, kalo nggak bisa pulang bakalan ada yang nyariin, tinggal line call aja, trip leader akan menolong. Tapi belum nyobain juga sih, nelpon trip leader minta dicariin. Hahahaha.
Our South Korea Cherry Blossom Trip was awesome !!!
Kami menjelajah Seoul, Busan dan Jinhae dalam 9 hari untuk mengejar sakuranya Korea. Tidak terhitung berapa kali kami salah jalan, salah naik MRT, salah pintu exit, salah pintu masuk, salah turun halte, plus berarti juga sekian kali kami mendapat bantuan dari warga lokal walaupun kami sama-sama tidak paham bahasa satu sama lain. Kami mengalami banyak peristiwa yang katanya ‘gak harus kami alami kalau kami pakai tour dengan guide’, tapi buat saya trip Korea kali ini memberikan banyak hal “YANG GA BAKAL BISA KAMI ALAMI KALO KAMI PAKAI GUIDE” in a good way tentunya.
Berhubung sembilan hari itu lama dan kalau diceritain nggak bakal selesai dalam tujuh hari tujuh malam, so berikut adalah garis besar perjalanan kami saat kami ada di Korea.
Sad Moment
Busan adalah saat tersedih yang sediiiihhh banget selama kami di Korea, except kami yang sukses photo shoot ala-ala Gong Yo ahjussi di Train to Busan. Kami disambut dengan hujan deras dengan bonus angin super gede begitu menginjakkan kaki di Busan Station. Sangat dimaklumi sih karena Busan ini adalah daerah pantai, jadi begitu hujan pasti akan disertai angin yang menjamin dirimu kebasahan apapun usaha yang kamu lakukan.
Masalahnya, semua to do list kami melibatkan area pantai yang sudah pasti harus dicoret karena cuaca buruk. Ok, masih ada Gamcheon culture village yang bukan area pantai. Tapiii… hujan kembali menerpa saat kami baru lima menit menginjakkan kaki di sana. Padahal Gamcheon ini isinya mural yang outdoor banget.
Kecewa dengan Gamcheon, kami pindah ke Jagalchi Market, eh ternyata itu emang beneran hanya semacam pasar ikan. Literaraly pasar ikan. Tau kan pasar ikan kaya gimana? Ga sebecek dan seamis di Jakarta sih, tapi tetap saja ini hanya pasar ikan dan harganya mahaaalll (buat ukuran anak Jakarta yang kurs-nya jauh lebih rendah dari Korea)
Oke, baiklah kita ke Dalmaji Road dengan harapan nemu café nyaman sambil ngeliatin sakura. Siapa tau bisa memperbaiki mood kan? Keluar dari subway station (yang pintu keluarnya tinggi banget setara gedung dua lantai tanpa escalator) kami memang disambut rimbun bunga sakura yang………. BIASA AJA. Saya ga jadi hepi, loncat-loncat kegirangan, lalu capeknya ilang. Sakuranya lepek semua akibat hujan seharian, tidak secantik seharusnya karena langit gelap membuatnya hilang pesona. Sesaat kemudian hujan kembali menderas dan saya semakin bete (sambil mikirn uang sejuta yang sudah dikeluarkan untuk pergi ke Busan), makin sedih.
Untungnya Trip Leader BWAMTRIP yang mengetahui betapa gloomy perasaan pesertanya yang merana akibat hujan seharian di Busan, memutuskan untuk mem-booking guesthouse di tepi Gwanggali Beach, demi memperbaiki mood kami. Thanks to her, mendapatkan guesthouse super nyaman dengan pemandangan super cantik memperbaiki mood semua orang hari itu. Saya sendiri menghabiskan malam dengan duduk di sofa ruang bersama guesthouse sambil menatap Gwanggali Bridge yang kerlap-kerlip.
Best Moment
Agak susah sebenernya milih best moment dalam Trip Ke Korea kemarin. Secara menginjakkan kaki di Incheon International Airport aja rasanya udah best moment abis. Menyusuri Myeongdong dan keluar masuk toko plus jajan sampai hampir bangkrut juga rasanya termasuk best moment. Pakai Hanbook dan jalan-jalan ke Bukchon Hanok Village layaknya K-netz juga best moment.
Tapi diantara semua best moment itu ada best of the bestnya. STROLLING AROUND JINHAE CITY. Gilakssss… ga sia-sia pokoknya jauh-jauh dari Indonesia terbang 8 jam, 3 jam ke Busan dan 2 jam ke Jinhae. Perjalanan super jauh yang setimpal. Jinhae city was so damn beautiful cooyyy !!! Kota kecil nan sederhana ini teduh dengan pohon sakura di sepanjang jalan, merata di seluruh kota. Seluruh kota jadi serasa berkanopi bunga sakura yang sedang pink-pink nya. Penduduknya juga super ramah, walopun karna daerah ini lebih kampung dari Seoul (yang artinya makanannya juga lebih murah) ataupun Busan, rata-rata penduduknya ga bisa bahasa Inggris. Jadilah selama di Jinhae saya menggunakan bahasa Korea patah-patah super terbatas plus bahasa isyarat dan senyuman manis.
Tapi believe me. Cherry blossom di Jinhae ini memang super cakep. Betah deh pokoknya jalan-jalan keliling kota. Lupa sama pegel dan dingin. Rasanya ga pengen pulang. Rasanya semua sudut ingin diabadikan. WOW BANGET!!!
Warmest Moment
Musim semi atau Spring adalah musim dimana Korea tidak hanya cantik oleh bunga-bunga yang mulai mekar setelah winter, tapi juga musim dimana Korea mulai hangat dan bersahabat. KATANYA. Well, asal tau aja ya, semua itu hoax. Early spring di Korea itu duingin banget. Suhu saat saya datang sih 9 derajat tapi di aplikasi (iphone weather) feels like 3 derajat, buat saya rasanya kayak 0 derajat. Untungnya saya yang sadar diri sebagai anak tropis ini bawa baju hangat seabrek.
Tapi diantara hari-hari early spring yang super dingin itu, ada satu moment yang membuat Seoul 1 derajat terasa super hangat. Hari ketika kami ketemu dengan Eun Jeong yang rela jauh-jauh dari Suwon (kalo liat di peta sih jaraknya jauh banget), juga dengan Lee Da Young dan Kim Hyeon Soo yang rela menanti kami berjam-jam di Han River (kaminya lagi asik photo-photo pake hanbok. Wkwkwk). Malam itu kami berbanyak duduk beralaskan tikar di taman Han River (dengan suhu 1 derajat saja), ditemani segala macam cemilan Korea mulai dari toppoki sampai ramyeon, beserta dengan beer dan soju yang tidak pernah lepas dari acara nongkrong muda-mudi Korea. Kami berbagi cerita serta tawa, saling tos dan minum soju sampai sakit kepala. Wooowww… we did that girls talk ala-ala gadis Korea yang biasanya kami lihat di drama. Ini bakal jadi memory yang saya inget seumur hidup, bahkan melebihi cakepnya sakura di Jinhae. Thank you gengssss!!!
Silliest Moment
Kalian tau nggak sih kalau di luar negeri turis Indonesia itu terkenal telatan?
Yaps… kita terkenal banget sering telat, bahkan kadang aku mikir kalau orang luar negeri menganggap kita ini ratunya telat (kesal). Aku sendiri sempat kesal ketika memesan tiket KTX Busan jam 5.45 pagi dari Seoul Station dan menanyakan pada pegawai guesthouse, kami harus berangkat jam berapa agar sampai di Seoul Station tepat wakut.
“Five o’clock. Ahhh… you won’t make it.”
“We will make it Oscar.” Sela-ku yakin.
“No… no… no… you won’t make it. You can change your ticket for free if you are late, right? Just change it, take it easy.”
Kesal ga kalian diremehin begitu? But you know what? Oscar memang benar. Esok harinya kami telat 20 menit dan akhirnya kami menukar tiket kami dengan kereta selanjutnya. Siaaal. Oh iya, kalau kalian bingung kenapa kami bisa mendapat tiket baru geratis , itu karena kami menggunakan paket saver two day pass (yang disarankan dan dibelikan oleh trip leader kami tercinta). Jadi dengan paket ini, kami bebas naik KTX bolak-balik, Seoul-Busan-Seoul-Busan-Seoul (gitu aja terus sampe pegel) selama dua hari. Jadi kalo telat, tinggal minta tiket baru. Hahahaha… paket yang cocok banget buat orang Indonesia. Harganya juga lebih murah dibandingkan membeli tiket biasa. Double Happy kan?
Dan untungnya kami menggunakan paket combo keren satu ini, karena ternyata baliknya kami lagi-lagi telat. Hahahaha. Reaksi Oscar saat saya memberitahu kalau kami berangkat dan pulang telat?
“I know it… I know it.. Hahaha… it’s okay girl, it’s not your fault, it’s genes.”
Malu ati gaaa looo???
Begitulah, trip South Korea ini berakhir begitu saja, menyisakan kerinduan mendalam saat saya menuliskan blog ini. So, BWAMTRIP pleaseeee let me win and fly me to South Koreaaaaaaa !!!
its my first time read your writing.. interesting! Keep it up girl! go around the world :*
Bagus ada kemajuan and gambarnya juga bagus👍👍